-->

[KRONOLOGI] Meninggalnya Brigadir Heidar, Sempat Kabur Kemudian Diekskusi Di TKP

Kronologis, Jakarta - Anggota Direskrim Polda Daerah Papua, Brigadir Heidar ditemukan tewas setelah disandera selama 6 jam oleh Kelompok Kejahatan Bersenjata (KKB) di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.

Karo Penmas Divisi Humas Polisi Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, sebelum dieksekusi, Brigadir Heidar diduga sempat melarikan diri.

Namun, dalam upaya menyelamatkan diri, KKB Papua berhasil menangkapnya lagi dan langsung mengeksekusinya.

"Sempat berusaha kabur, kemudian dikejar. Kemudian itu dieksekusi di TKP," ungkap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2019).

Dedi juga mengatakan, kematian Brigadir Pertama Heidar disebabkan oleh luka tembak di kepala dan leher bagian atas.

"Penyebab kematian Brigadir Heidar adalah karena luka tembak di kepala dan leher bagian atas," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa partainya sudah tahu identitas pelaku.

"Kelompok KKB dipimpin oleh Mayu Jambi," jelasnya.

Berikut kronologi kematian Brigadir Heidar :

Pada 12 Agustus 2019 pukul 11:30 WIT, Penculikan dan penyanderaan terjadi untuk anggota Haript Brigadir Haedar Brimob dari Satuan Tugas Nemangkawi (wilayah Ilaga) Satuan Tugas BKO Gakkum Ditreskrim Kepolisian Daerah Papua oleh kelompok Telenggen Mayu Jambi.

Dilaporkan oleh Wartakota.com, pukul 11.00 WIT, Brigadir Haidar mendapat telepon dari Mayu Telenggen Jambi untuk meminta Gula dan Kopi, dan Brigadir Haidar menyiapkannya.

Pada pukul 11.20 WIT, Brigadir Haidar ditemani oleh seniornya, Bripka Alfonso Wakum, pergi dengan gula dan kopi ke tempat pertemuan yang ditunjuk di ujung Kampung Jerembaga Ilaga.

Pukul 11.30 WIT Briptu Haidar dan Bripka Alfonso Wakum menggunakan motor Kawasaki Trail tiba di tempat pertemuan.

Setibanya di tempat pertemuan Jambi Mayu Telenggen mengundang Brigadir Haidar untuk turun lagi ke jalan yang dekat dengan PT Unggul.

Dengan undangan Mayu Telenggen Jambi, Brigadir Haidar mengikutinya karena alasan dari Mayu Telenggen Jambi bahwa ketika dia naik dia merasa tidak nyaman ketika dia dilihat oleh orang-orang Dani di atas.

Ketika Brigadir Haidar berjalan menuju Mayu Telenggen Jambi, Bripka Alfonso Wakum curiga terhadap lingkungannya, sehingga Bripka Alfonso Wakum mengembalikan motornya.

Ketika Bripka Alfonso Wakum memutar sepeda motornya dan turun, ia melihat sekelompok KKSB berjumlah sekitar sepuluh orang lengkap dengan senjata keluar dari kiri dan kanan jalan dan segera menangkap Brigadir Haidar dan memukulinya.

Dan pada saat itu Bripka Alfonso Wakum ditembak oleh kelompok KKSB pada jarak sekitar 10 meter, tetapi tidak mengenai dia, karena pada saat itu Bripka Alfonso Wakum langsung melompat ke semak-semak ke kiri dan segera melarikan diri dan bersembunyi di salah satu warga honai, dan setelah itu segera berlari dan meminta bantuan dari rekan-rekan di Tim Satgas Nemangkawi dengan menggunakan HT.

Pukul 12.00 WIT, Aparat Militer Gabungan Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri dari 105 personil yang terdiri dari anggota Polsek, Satgas Maleo Kopassus, Raider Yonif 751, Brimob dan Timsus Polda Papua yang melakukan pengejaran ke KKSB yang membawa satu Polda Anggota Timsus atas nama Haidar.

Pada pukul 12:30 WIT ketika pasukan melakukan pengejaran ada penembakan yang dilakukan oleh KKSB kepada aparat yang melakukan pengejaran.

Pada pukul 13:00 WIT, tembakan masih terdengar 5 kali, tetapi jaraknya sangat jauh di pegunungan di sebelah kiri Kampung Mudigdog.

Pukul 13.40 WIT, Sekretaris Daerah atas nama Abraham Bisai dan Markas Besar Kepolisian Daerah Puncak AKBP H. Hutabarat tiba di TKP dan Sekretaris Daerah telah memerintahkan Direktur Distrik Gome Mr. Nius Tabuni untuk dapat berkomunikasi dengan Kelompok KKSB melakukan negosiasi sehingga salah satu anggota Mabes Polri atas nama Brigadir Haidar dapat dibebaskan.

Pada pukul 17:30 WIT Brigadir Heidar ditemukan tewas, tidak jauh dari lokasi penyanderaan.

Penyebab Kematian Brigadir Heidar adalah karena luka tembak di kepala dan leher bagian atas.
LihatTutupKomentar